1. KLAS
CILIATA
Sebagian
besar Ciliata berukuran mikroskopis, tetapi sepesies yang terbesar berukuran 3
mm sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Anggota Ciliata ditandai
dengan adanya organ silia (bulu getar) pada suatu tahap dalam hidupnya. Silia
digunakan untuk bergerak dan mencari makan.
Struktur
Tubuh Ciliata
- Kebanyakan ciliata berbentuk asimetris kecuali ciliata primitif, simetrinya radial.
- Tubuhnya diperkuat oleh pelikel, yaitu lapisan luar yang tersusun dari sitoplasma padat.
- Tubuhnya diselimuti oleh silia. Silia yang menyelubungi seluruh permukaan tubuh utama disebut silia somatic.
- Ciliata mempunyai dua tipe inti (Nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan, dan mikronukleus (inti kecil) merupakana bahan inti yang dipertukarkan selam konjungsi.
- Ciliata mempunyai organel yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuhnya, yaitu vakuola kontraktil.
Klas Ciliata
dibagi menjadi 4 Ordo yaitu :
- Ordo Holotrichida, Contoh : Paramecium caudatum, Coleps hirtus, Lacrymaria olor, Dileptus anser, Opalina.
- Ordo Heterotrichida, Contoh : Balantidium coli, Nyctotherus
- Ordo Hypotrichida, Contoh : Stylonychia mytilus, Aspidisco costata
- Ordo Peritrichida, Contoh : Vorticella Campanula
2. KLAS
SUCTORIA (ACINETARIA)
Ciri – ciri
klas suctoria adalah sebagai berikut :
- Suctoria yang masih muda dalam kehidupannya mempunyai persamaan dengan Ciliata, dan juga mempunyai silia, hidup bebas berenang.
- Suctoria muda ini berenang-renang beberapa waktu untuk kemudian melepaskan silia-silianya dan selanjutnya berubah ke tingkat dewasa.
- Hampir semua jenis suctoria ini tertambat pada suatu tempat
- Bentuk tubuhnya berbentuk bola panjang, bercabang-cabang dan diantaranya mempunyai tangkai atau kaki untuk melekat pada suatu obyek dan ditutup oleh pelick (pada species yang berbeda).
- Tidak mempunyai cytosome, dan mangsa ditangkap dengan tentakel.
- Bentuk tentakel seperti mantel yang berbulu dan dikelilingi oleh sinyal yang dapat bergerak. Fungsinya untuk menangkap dan membawa makanan yang berupa ciliata-ciliata kecil.
- Tentakel Runcing fungsinya untuk menusuk mangsanya dan membawanya ketempat yang baik. Dengan bantuan orus dan melalui tentakel ini maka mangsa tersebut sampai ke dalam sel-sel tubuh.
- Larva mempunyai silia.
- Hidupnya bebas yaitu pada tempat yang sejuk misal Podophyra, pada tempat payau (pertemuan antara sungai dan laut), pada air asin, pada tumbuhan. Hidupnya parasit pada binatang air yang kecil.
- Perkembang biakan dengan pembelahan (fission) atau pembiakan (budding).
Contoh hewan
Klas Suctoria :
- Podophyra colzoni hidup bebas dalam air yang sejuk.
- Dendrosoma bercabang-cabang sampai 2,5 mm panjangnya.
- Sphaerophrya berbentuk bola, parasit pada Paramaeuom dan Stentor.
- Trichophrya micropteri hidup pada insang ikan laut.
- Allantosoma hidup pada usus besar kuda.
Dari
beberapa anggota Cilliata, anggota Ciliata yang terkenal adalah
Paramaecium. Disini kelompok 3 akan menjelaskan tentang struktur morfologi dan
fisiologi dari Paramecium caudatum. Adapun klasifikasi dari Paramecium
caudatum adalah :
Klasifikasi
- Kingdom :
Animalia
-
Filum : Protozoa
- Class
: Infosoria
-
Ordo : Holotrichida
-
Family : Holotrichidae
-
Genus : Paramecium
MORFOLOGI Paramecium caudatum
Paramecium
ini berukuran sekitar 50-350ɰm. yang telah memiliki selubung inti (Eukariot).
Protista ini memiliki dua inti dalam satu sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus)
yang berfungsi untuk mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar
(Makronukleus) yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan metabolisme,
pertumbuhan, dan regenerasi. Sistem reproduksi pada protista yaitu secara
aseksual (membelah diri dengan cara transversal), dan seksual (dengan
konjugasi). Paramecium bergerak dengan menggetarkan silianya, yang bergerak
melayang-layang di dalam air. Cara menangkap makanannya adalah dengan cara
menggetarkan rambut (silianya), maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut
sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan
uniseluler lainnya. memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan
mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut yang berguna untuk mengeluarkan
sisa makanan.
Bagian tubuh
yang terlebar adalah bagian tengah dengan suatu lekukan mulut. Bagian anterior
tumpul, sedangkan bagian posterior runcing. Kulitnya tipis dan elastis. Adapun
yang menutupi kulit adalah rambut-rambut kecil yang jumlahnya banyak, yang
disebut silia. Lubang bagian belakang disebut pori anal. Pada bagian luar
paramecium ditemukan vakuola kontraktil dan kanal. Dan bagian dalam paramecium
terdapat sitoplasma, trichocysts, kerongkongan, vakuola makanan, macronucleus
dan mikronukleus itu sendiri. Paramecium sering disebut sepatu animalcules
karena bentuknya seperti sepatu atau sandal.
Paramecium
bergerak maju sambil mengadakan gerak rotasi yang arah perputarannya bila
dilihat dari belakang berlawanan dengan arah jarum jam. Pergerakanya tersebut
terjadi karena perpaduan antara gerak silia tubuh seperti sistem dayung dan
gerak silia pada oral groove yang sangat kuat.
Paramecium
memakan mikroorganisme seperti bakteri, alga, dan ragi. paramecium menggunakan
silia untuk menyapu makanan bersama dengan air ke dalam mulut sel setelah jatuh
ke dalam alur lisan. Makanan berjalan melalui mulut ke dalam tenggorokan dalam
sel. Jika ada cukup makanan di dalamnya sehingga telah mencapai ukuran
tertentu, melepaskan diri dan membentuk vakuola makanan. Vakuola makanan
berjalan menuju sel. Lalu bergerak sepanjang enzim dari sitoplasma masuk
vakuola dan mencernanya. Makanan dicerna kemudian masuk ke dalam sitoplasma dan
vakuola semakin kecil dan lebih kecil. Ketika vakuola mencapai pori anal limbah
sisa belum dicernakan akan dihapus. Paramecium dapat mengeluarkan trichocyts
ketika mereka mendeteksi makanan, dalam rangka untuk lebih menangkap mangsanya.
Trichocyts ini diisi dengan protiens. Trichocysts juga dapat digunakan sebagai
metode pertahanan diri. Paramecium adalah heterotrophs. bentuk umum mereka dari
mangsanya adalah bakteri. Hewan ini banyak hidup di air tawar, mudah ditemukan
pada sisa tumbuhan yang membusuk
Selain itu
Paramecium juga memiliki beberapa sel dari Paramecium caudatum yang memiliki
fungsi masing – masing disini akan disebutkan fungsi tersebut :
- Pelikel/Pelliculus – meliputi membran yang melindungi paramecium seperti kulit.
- Cilia – pelengkap seperti rambut yang membantu bergerak dan makanan paramecium.
- Rongga Mulut – mengumpulkan dan mengarahkan makanan ke dalam mulut sel.
- Mulut sel/Cytosome – untuk makanan.
- Cytopharynix – tekak sel.
- Pori Anal – untuk mengeluarkan limbah
- Vakuola Kontraktil (Vakuola berdenyut) – untuk mengeluarkan sisa makanan cair dengan berkontraksi/berdenyut.
- Vakuola Makanan – untuk mencerna makanan sambil mengedarkan ke seluruh sel.
- Sitoplasma – cairan antar sel yang dibutuhkan untuk komponen sel penting
- Trichocyst – digunakan untuk pertahanan
- Tenggorokan – jalan makanan menuju vakuola makanan
- Macronucleus – yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi.
- Mikronukleus – yang berfungsi untuk mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar.
FISIOLOGI Paramecium caudatum
1.
Sistem Reproduksi
Paramecium
caudataum
memperbanyak diri atau bereproduksi dengan cara aseksual dan seksual. Secara
aseksual dengan pembelahan biner yaitu membelah menjadi dua secara mitosis,
kemudian dilanjutkan oleh makronukleis secara amitosis. Tampak satu sel
membelah menjadi 2, kemudian menjadi 4, 8, dan seterusnya. Pembelahan ini
diawali dengan mikronukleus yang membelah dan diikuti oleh pembelahan
makronukleus. Kemudian akan terbentuk 2 sel anak setelah terjadi penggentingan
membran plasma. Perlu Anda ketahui masing-masing sel anak tersebut identik dan
alat sel lainnya mempunyai dua nukleus sitoplasma.
Selain itu
dapat pula berkembang biak secara konjugasi (Jasin, 2007). Konjugasi pada
Paramecium sebagai berikut:
- Paramaecium berdekatan dan saling menempelkan bagian mulutnya
- Mikronukleus membelah berturut-turut menjadi empat mikronukleus, makronukleusnya lenyap/menghilang
- Tiga mikronukleus lenyap, satu mikronukleus membelah lagi menjadi dua mikronukleus yang berbeda ukurannya (besar dan kecil), kemudian mikronukleus yang kecil dipertukarkan antar dua Paramaecium yang berlekatan tadi sehingga menghasilkan zigot nukleus. Setelah itu Paramaecium memisah.
- Selanjutnya zigot nukleus membelah tiga kali berturutturut menghasilkan delapan inti baru
- Kemudian tiga inti lenyap, empat inti bergabung menjadi makronukleus dan satu inti menjadi mikronukleus.
- Pada akhirnya Paramaecium akan membelah dua kali berturut-turut yang menghasilkan empat Paramaecium baru.
Melakukan
pertukaran oksigen dengan jalan difusi (Jasin, 1992).
3.
Sistem Pencernaan
Untuk
mengetahui bagaimana proses pencernaan makanan dalam paramecium, biasanya
dilakukan suatu praktikum sederhana yang diawali dengan pembuatan sediaan
makanan paramecium yang berupa ragi (yeast). Selanjutnya, pada sediaan makanan
ditambahkan Congo Red. Congo Red merupakan indikator Ph yang dapat digunakan
untuk mendeteksi perubahan Ph pada saat terjadi proses pencernaan makanan dalam
vakuola makanan paramecium berdasarkan pada perubahan warna yang ditimbulkan.
Congo red memiliki sifat asam dengan Ph antara 3 – 5,2. Pada Ph 5, Congo Red
akan berwarna ungu dan akan berwarna biru pada Ph dibawah 3 (http://www.ruf.rice.edu).
Pada
paramecium, pencernaan makanan terjadi dalam vakuola makanan. Vakuola makanan
merupakan organel yang berfungsi untuk menerima makanan, mencerna makanan, dan
mengedarannya ke seluruh bagian sel dengan cara mengelilingi sel. Awalnya
makana masuk ke dalam sel melalui “rongga mulut” (oral groove), lalu masuk ke
dalam sitostoma. Kemudian makanan akan didorong masuk ke dalam sitofaring
dengan bantuan gerakan silia dan dorongan air yang masuk. Ketika makanan
mencapai bagian dasar sitofaring, vakuola makanan akan dibentuk.
Pencernaan
makanan di dalam vakuola makanan terjadi pada saat vakuola makanan bergerak di
dalam sitoplasma, yang disebut dengan gerak siklosis. Enzim pencernaan yang
terlibat adalah protease, karbohidrase, dan esterase yang disekresikan oleh
lisosom ke dalam vakuola makanan. Vakuola makanan yang bergerak secara siklosis
akan mengecil ukurannya secara bertahap karena proses digesti dan absorpsi.
Dalam
praktikum dengan menggunakan Congo Red akan terjadi perubahan warna pada
vakuola makanan Paramecium yang menandakan adanya proses pencernaan makanan.
Adanya perubahan warna pada vakuola makanan paramecium menunjukkan terjadinya
perubahan pH. Perubahan pH pada vakuola makanan paramecium selama proses
pencernaan makanan disebabkan karena adanya enzim-enzim yang diekskresikan oleh
lisosom. Untuk mencerna makanan, lisosom akan berfusi dengan vakuola makanan
(Soewolo, 2000 : 158).
Enzim-enzim
pada lisosom akan bekerja optimal pada pH sekitar 5 (Istanti, 1999). Jadi
ketika sediaan makanan berupa ragi dan Congo Red masuk ke dalam vakuola
makanan, keadaan vakuola makanan yang pada awalnya bersifat basa akan berubah
menjadi bersifat asam untuk mengoptimalkan kerja enzim-enzim yang dihasilkan
oleh lisosom. Setelah proses pencernaan makanan selesai, maka vakuola makanan
dan lisosom yang awalnya berfusi akan berpisah kembali. Lisosom terpisah dari
vakuola makanan dengan membawa enzim-enzim yang tadi dibawanya. Hal ini
menyebabkan suasana pada vakuola makanan kembali menjadi basa.
Setelah
makanan dicerna, ada bagian dari substansi makanan yang diabsorpsi masuk
kedalam darah untuk diangkut menuju ke sel jaringan, namun ada juga bagian dari
substansi makanan yang tidak dapat dicerna (dalam bentuk zat buangan). Zat
buangan ini disimpan untuk sementara utuk kemudian dibuang keluar melalui
sitopage. Proses pembuangan ini disebut defekasi ( Wulangi, 1993 ; 97).
No comments:
Post a Comment